Meningkatkan Kualitas Keyakinan
Ibnu Atha'illah As Sakandari berkata dalam salah satu kalam hikmahnya : "Cahaya yang tersimpan di dalam hati datang dari cahaya yang langsung dari khazanah-khazanah keghaiban. Cahaya yang memancar dari panca inderamu berasal dari ciptaan Allah dan cahaya yang memancar dari hatimu berasal dari sifat-sifat Allah."
Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
- Seorang hamba yang yakin akan pertolongan Allah, maka dengan sungguh meyakinkan, Allah pasti akan menolongnya.
- Seorang hamba yang yakin akan pertolongan Allah, maka dengan sungguh meyakinkan, Allah pasti akan menolongnya.
- Seorang hamba yang yakin doanya akan dikabulkan, maka Allah akan mengabulkan doa-doa tersebut lebih dari yang kita minta.
Dari sini kita patut merenung, mengapa kita banyak kecewa dan tidak merasa puas dalam kehidupan ini?
Boleh jadi kita lebih yakin akan kemampuan diri kita serta pertolongan makhluk daripada pertolongan Allah.
Sesungguhnya manusia itu sangat lemah. Ia sama sekali tidak berkuasa mengatur dirinya sendiri, tidak tahu apa yang akan berlaku esok hari serta berjuta kelemahan lainnya.
Sungguh naif jika kita terlalu bergantung kepada diri kita yang serba terbatas dengan melupakan Allah Yang Maha Segala-galanya.
Maka, keyakinan yang bulat kepadaNya mestilah menjadi jaminan kebahagiaan hidup kita.
Setidak-tidaknya ada tiga tahap yang mesti kita tempuhi dalam usaha untuk meningkatkan kualitas keyakinan kita.
Boleh jadi kita lebih yakin akan kemampuan diri kita serta pertolongan makhluk daripada pertolongan Allah.
Sesungguhnya manusia itu sangat lemah. Ia sama sekali tidak berkuasa mengatur dirinya sendiri, tidak tahu apa yang akan berlaku esok hari serta berjuta kelemahan lainnya.
Sungguh naif jika kita terlalu bergantung kepada diri kita yang serba terbatas dengan melupakan Allah Yang Maha Segala-galanya.
Maka, keyakinan yang bulat kepadaNya mestilah menjadi jaminan kebahagiaan hidup kita.
Setidak-tidaknya ada tiga tahap yang mesti kita tempuhi dalam usaha untuk meningkatkan kualitas keyakinan kita.
PERTAMA : 'ILMUL YAQIN, yaitu meyakini segala sesuatu berdasarkan ilmu atau pengetahuan.
Misalnya, di Makkah ada Ka'abah. Kita percaya kerana teorinya berbicara seperti itu.
Di sinilah pentingnya belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya kerana, semakin luas pengetahuan kita tentang sesuatu, khususnya tentang Zat Allah Azza wa Jalla, semakin banyak pula kita memiliki bekalan untuk berjalan mendekati kepadaNya.
KEDUA : ‘AINUL YAQIN, yaitu keyakinan yang timbul kerana kita telah melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Misalnya, di Makkah ada Ka'abah. Kita percaya kerana teorinya berbicara seperti itu.
Di sinilah pentingnya belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya kerana, semakin luas pengetahuan kita tentang sesuatu, khususnya tentang Zat Allah Azza wa Jalla, semakin banyak pula kita memiliki bekalan untuk berjalan mendekati kepadaNya.
KEDUA : ‘AINUL YAQIN, yaitu keyakinan yang timbul kerana kita telah melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Orang yang telah menunaikan ibadah haji sangat yakin bahwa Ka'abah itu memang ada di Makkah kerana ia telah melihatnya.
Keyakinan kerana melihat akan lebih kuat dibandingkan dengan keyakinan berdasarkan ilmu.
KETIGA : HAQQUL YAQIN, yaitu Orang yang telah mendapat ‘haqqul yaqin’ akan memiliki keyakinan yang dalam dan terbukti kebenarannya.
Orang yang telah merasakan nikmatnya tawaf, berdoa di Multazam, merasakan makbulnya doa, keyakinannya akan jauh lebih mendalam.
Inilah tingkat keyakinan tertinggi yang sukar untuk diruntuhkan dan dicabut dari hati orang yang memilikinya.
Cara meningkatkan kualitas keyakinan diri sebenarnya mestilah melalui proses dan tahapan-tahapan mulai dari ‘'ilmul yaqin’, ‘'ainul yaqin’ hingga ‘haqqul yakin’.
Sesungguhnya semua yang wujud adalah milik Allah. Sungguh rugi orang-orang yang hatinya bergantung kepada selain Allah. Yakinlah, bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Mengatur segalanya. Amat sayang jika :
- Kita mengatakan bahwa Allah Maha Kaya, namun kita takut tidak mendapatkan rezeki.
- Kita tahu bahwa Allah Maha Menentukan segala sesuatu, Dia menciptakan manusia berpasang-pasangan, namun kita sering risau tidak mendapatkan pasangan hidup.
Apabila berlaku demikian, kita masih berada dalam peringkat ‘'ainul yaqin’ dan belum sampai ke peringkat ‘haqqul yaqin’.
Mengapa ada orang yang keluar (murtad) dari Islam???
Ini adalah karena keyakinan yang dimilikinya baru sebatas ‘'ilmul yaqin’ yaitu sebatas tahu bahwa Islam itu baik namun ia belum merasakan bagaimana indahnya Islam.
Sesungguhnya keyakinan yang hanya sebatas ilmu belum cukup untuk membuat kita istiqamah. Keyakinan kita mestilah benar-benar meresap ke dalam hati sanubari kita.
Cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam hati ternyata datang dari khazanah keghaiban Allah Azza wa Jalla. Alam semesta ini terang benderang kerana cahaya dari benda-benda langit yang diciptakanNya sedangkan cahaya yang menerangi hati manusia berasal dari cahaya Ilahi. Oleh yang demikian, keterbukaan hati dalam menerima cahaya inilah yang mesti sentiasa kita jaga.
Bagaimana agar hati kita terbuka?
Berusahalah untuk meneliti dan mengenali berbagai hikmah di sebalik setiap kejadian. Jangan hanya melihat setiap kejadian dengan mata zahir semata-mata tetapi gunakan mata hati kita. Namun, mata hati hanya akan berfungsi jika ia bersih dari noda, dosa dan maksiat.
Hati yang kotor sangat sukar untuk menangkap "tanda-tanda" Ilahi seumpama sebuah kaca di mana ia tidak dapat memantulkan cahaya atau tidak dapat merefleksikan sebuah objek jika permukaannya penuh dengan kotoran.
Jadi, syaratnya ialah ia mestilah bersih dan hati akan hanya bersih jika kita sentiasa merawatnya.
Rasulullah SAW bersabda : "Takutilah kamu kepada "firasat" orang-orang Mu'min kerana ia melihat dengan Nur Allah."
Untuk sampai kepada tingkatan "firasat" yang paling tinggi, hati kita mestilah sentiasa dipenuhi dengan :
- Zikrullah.
- Bacaan-bacaan Al Qur’an.
- Tafakkur akan segala kejadian-kejadian Allah.
- Doa-doa ikhlas yang kita panjatkan kepada Allah Azza wa Jalla.
Apabila hati ini sudah dipenuhi cahaya dari Allah, niscaya pintu-pintu ke alam ghaib akan terbuka kepada kita dan penglihatan kita akan menembusi selaput-selaput keduniaan lalu terbang ke alam yang tinggi untuk bertemu kekasih yang dicintai, yaitu ‘Allah Rabbul Jalil’.
‘Firasat’ inilah yang berlaku kepada Sayyidina Umar Al Khattab semasa satu peperangan berlangsung di antara tentera-tentera Islam dan orang-orang Kafir di mana pada masa itu tentera-tentera Islam terkepung lalu panglima perang tentera Islam mengadu di dalam hatinya kepada khalifah Umar di Madinah.
Ini adalah karena keyakinan yang dimilikinya baru sebatas ‘'ilmul yaqin’ yaitu sebatas tahu bahwa Islam itu baik namun ia belum merasakan bagaimana indahnya Islam.
Sesungguhnya keyakinan yang hanya sebatas ilmu belum cukup untuk membuat kita istiqamah. Keyakinan kita mestilah benar-benar meresap ke dalam hati sanubari kita.
Cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam hati ternyata datang dari khazanah keghaiban Allah Azza wa Jalla. Alam semesta ini terang benderang kerana cahaya dari benda-benda langit yang diciptakanNya sedangkan cahaya yang menerangi hati manusia berasal dari cahaya Ilahi. Oleh yang demikian, keterbukaan hati dalam menerima cahaya inilah yang mesti sentiasa kita jaga.
Bagaimana agar hati kita terbuka?
Berusahalah untuk meneliti dan mengenali berbagai hikmah di sebalik setiap kejadian. Jangan hanya melihat setiap kejadian dengan mata zahir semata-mata tetapi gunakan mata hati kita. Namun, mata hati hanya akan berfungsi jika ia bersih dari noda, dosa dan maksiat.
Hati yang kotor sangat sukar untuk menangkap "tanda-tanda" Ilahi seumpama sebuah kaca di mana ia tidak dapat memantulkan cahaya atau tidak dapat merefleksikan sebuah objek jika permukaannya penuh dengan kotoran.
Jadi, syaratnya ialah ia mestilah bersih dan hati akan hanya bersih jika kita sentiasa merawatnya.
Rasulullah SAW bersabda : "Takutilah kamu kepada "firasat" orang-orang Mu'min kerana ia melihat dengan Nur Allah."
Untuk sampai kepada tingkatan "firasat" yang paling tinggi, hati kita mestilah sentiasa dipenuhi dengan :
- Zikrullah.
- Bacaan-bacaan Al Qur’an.
- Tafakkur akan segala kejadian-kejadian Allah.
- Doa-doa ikhlas yang kita panjatkan kepada Allah Azza wa Jalla.
Apabila hati ini sudah dipenuhi cahaya dari Allah, niscaya pintu-pintu ke alam ghaib akan terbuka kepada kita dan penglihatan kita akan menembusi selaput-selaput keduniaan lalu terbang ke alam yang tinggi untuk bertemu kekasih yang dicintai, yaitu ‘Allah Rabbul Jalil’.
‘Firasat’ inilah yang berlaku kepada Sayyidina Umar Al Khattab semasa satu peperangan berlangsung di antara tentera-tentera Islam dan orang-orang Kafir di mana pada masa itu tentera-tentera Islam terkepung lalu panglima perang tentera Islam mengadu di dalam hatinya kepada khalifah Umar di Madinah.
Dengan izin Allah, Khalifah Umar yang sedang berkhutbah di Madinah dipertunjukkan oleh Allah melalui mata hati akan keadaan tentera-tentera Islam tersebut lalu menyeru mereka pergi ke arah bukit.
Maka tentera Islam pun beredar ke arah bukit dan hasilnya mereka dapat menghindarkan dari kekalahan yang telak.
Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari segala penyakit dan dosa serta kurniakanlah keyakinan yang teguh kepada kami sehingga kami dapat istiqamah di atas jalanMu sehingga kami kembali kepadaMu dalam keadaan ridha dan meridhai.
Post a Comment