Menjadi Wanita Dengan Kemuliaan Hakiki



Dengan kecantikan yang anda miliki, hanya lebih anggun daripada cahaya mentari.
- Kau Wanita, dengan akhlak yang Anda miliki lebih harum daripada kasturi. 
- Kau Wanita, dengan kerendahan hati yang Anda miliki, lebih tinggi daripada rembulan.
- Kau Wanita, dengan sifat keibuan yang Anda miliki, lebih menyegarkan daripada hujan.
Oleh karena itu :
- Peliharalah kecantikan itu dengan iman.
- Peliharalah keridhaan itu dengan sikap qana'ah.
- Peliharalah kesucian diri itu dengan hijab.
Demikian kata-kata Dr 'Aidh Al-Qarni, seorang pendakwah terkenal dari Arab Saudi.

Ungkapan ini jika dihalusi adalah usaha untuk membetulkan semula terhadap perkembangan pemikiran dan persepsi yang salah terhadap ukuran kemuliaan seorang wanita.

Pernyataan ini merupakan satu usaha untuk menolak berbagai keraguan berbahaya yang kini sudah menyentuh wilayah keyakinan yaitu :

“Adanya anggapan bahwa dengan kecantikan fisik, seseorang wanita akan mampu meraih kemuliaan dan mendapatkan kebahagiaan.” Anggapan ini bukan bersumber dari Islam kerana kemuliaan seseorang wanita tidak terletak pada :
- Kecantikan wajah.
- Keelokan tubuh badan.
- Banyaknya perhiasan yang dipakai.

Dalam Islam, ketiga-tiga perkara tersebut adalah fitnah (ujian) bagi wanita karena tidak akan membawanya menuju kemuliaan atau malah mampu menyeretnya ke lembah kenistaan.

Kenyataannya, tidak sedikit wanita yang terjebak dengan anggapan bahwa keelokan fisik adalah segala-galanya. Mereka menganggap bahwa kemuliaan dan kebahagiaan akan didapati apabila berwajah cantik, kulit yang putih dan tubuh yang ramping.

Dan banyak wanita yang kita jumpai mati-matian untuk memutihkan kulitnya, bedah plastik kepada sebagian tubuhnya di samping  menghabiskan beribu-ribu malah berjuta uang demi mengejar prestise tersebut.

Bagi yang tidak mampu, mereka menjadi rendah diri dan merasa terasing dari pergaulannya dengan orang lain. Padahal kecantikan dan keindahan tubuh badan tidak dapat dijadikan tolak ukur kemuliaan. Lebih jauh lagi, semua itu tidak dapat menjamin seseorang menjadi ukuran bahagia.

Banyak juga wanita yang terjerumus ke dalam konsep "penuhanan" terhadap material. Bagi mereka, material adalah harga diri.
Dengan anggapan tersebut mereka mau melakukan apa saja untuk meraihnya. Bahkan tubuhnya pun dengan mudah dikorbankan.

Dalam konteks ini, mereka bukannya menjadi terhormat, tetapi justeru bernilai rendah di hadapan Allah swt. Di satu sisi mereka bersikap "bermuka dua", yaitu mengakui Allah swt sebagai Tuhan tetapi pada masa yang sama mereka "bertuhankan "fisik dan material. Di sisi lain pula, pengorbanan "mutiaranya" akan membuat orang yang melihatnya tidak akan menghormati mereka.

Kenyataan ini tidak lepas daripada pengaruh media massa, baik cetak maupun elektronik. Kekuatan media massa terletak kepada pengaruhnya untuk membentuk pendapat umum.

Dengan intensiti yang kuat, media massa terutamanya televisi bukan saja menawarkan hiburan tetapi juga secara tidak langsung telah menawarkan :
- Nilai
- Budaya
- Prinsip hidup

Secara perlahan-lahan namun dengan pasti, sajian televisi yang asalnya menjadi tontonan semata-mata telah berubah menjadi panduan penontonnya, padahal tidak semua sajian televisi menawarkan nilai yang sama dengan kehendak penontonnya.

Keadaan yang paling buruk adalah ketika sajian televisyen menjadi pengendali "trend" atau ‘trendsetter’ dalam pelbagai aspek kehidupan seperti :
- Pola berfikir
- Tingkah laku
- Keyakinan
Sehingga semua yang ada di televisi menjadi panduan penontonnya dalam kehidupan nyata.

Nampaknya, sajian televisi yang begitu mengagungkan wanita berupa paras cantik, berkulit putih dan berbadan ramping telah mempengaruhi persepsi kebanyakan wanita Muslimah dan masyarakat pada umumnya. Padahal semua itu salah dan bertentangan dengan Islam.

Di dalam Al Quran, Allah swt menyatakan sebaliknya, bahwa kayu ukur kemuliaan itu adalah ketakwaan BUKAN kecantikan fizikal.
Firman Allah swt :

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS Al Hujuraat : 13)

Ketaqwaan itu ada di dalam hati. Hal ini sejajar dengan sabda Rasulullah saw bahwa sesungguhnya Allah swt tidak melihat seseorang dari bentuk tubuhnya tetapi melihat hati dan amalnya.

Sesungguhnya kemuliaan dapat diraih seseorang wanita mana kala ia memiliki kemampuan untuk :
- Menjaga martabatnya dengan iman
- Menerima semua kurniaan yang Allah berikan
- Menghijab dirinya dari kemaksiatan
- Menghiasi semua aktivitinya dengan ibadah
- Memberikan yang terbaik terhadap sesama manusia

Seorang wanita yang mampu melakukan semua itu akan mulia di sisi Allah dan terhormat di hadapan manusia.

Sejarah mencatatkan bahwa dalam dunia Islam sejak dahulu telah banyak muncul wanita-wanita mulia yang mendapatkan tempat yang terhormat di tengah-tengah umat hingga kini.

Contohnya Sayyidatina Khadijah r.a yang namanya terus berkibar sampai sekarang bahkan setiap anak perempuan dianjurkan untuk meneladaninya. Terkenalnya seorang Khadijah bukan kerana kecantikan dirinya namun kerana pengorbanannya dalam mendukung perjuangan Rasulullah saw mendakwahkan Islam.

Begitu juga Sayyidatina Aisyah ra, salah seorang isteri Nabi saw yang juga seorang cendekiawan muda. Daripada ia lah para sahabat mendapat berbagai disiplin ilmu seperti fiqh, hadis dan tafsir. Pada masanya, Aisyah ra diangkat menjadi ulama’ atau guru para sahabat.

Ada pula Asma' binti Yazid, seorang mujahidah yang membinasakan sembilan tentera Romawi di dalam perang Yarmuk hanya dengan menggunakan sebilah tiang kemah.

Masih ramai wanita mulia yang berkarya besar untuk umat pada masa-masa berikutnya. Di antara mereka ada yang menjadi guru kepada imam mazhab terkenal.

Imam Abu Hayyan mencatat tiga nama wanita yang menjadi guru kepada Imam Syafi'ie, yaitu : Mu'nisat Al Ayyubiyah, Syamiyat At Taimiyah dan Zainab binti Abdul Lathif Al Baghdadi.

Keharuman dan keabadian nama mereka disebabkan oleh kemampuan :
1. Mengembangkan kualitas diri
2. Menjaga ‘iffah’ (martabat)
3. Memelihara diri dari kemaksiatan

Sinar kemuliaan mereka muncul dari dalam diri mereka bukan dari fisik. Sinar inilah yang lebih abadi. Bagi mereka, fisik hanyalah perhiasan semata-mata di mana, dalam rentang waktu yang lama akan pudar juga akhirnya sehingga keadaan fisik seperti apapun tidak banyak mempengaruhi kehidupan mereka.

Akhirnya marilah kita benar-benar mendidik isteri-isteri dan anak-anak perempuan kita khususnya dengan didikan Islam yang sebenarnya sehingga mereka mempunyai :
- Harga diri yang tinggi
- Keimanan yang mantap
- Keilmuan Islam yang luas

Sehingga mereka akan dapat menyelamatkan diri mereka daripada fitnah-fitnah dunia yang mengheret mereka ke lembah kehinaan.
Ya Allah, berikanlah kekuatan kepada kami berupa keimanan yang teguh dan keilmuan yang tinggi untuk kami mampu mendidik dan membangunkan keluarga kami mengikuti jalanMu yang lurus.
Amiin Ya Rabbal Alamiin


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.